BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi.
Objek yang dipelajarinya adalah mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus,
gelombang, kedalaman, serta pasang naik dan pasang surut. Samudra adalah
bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas, sedangkan laut
adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air
samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi
utara dan selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40%
daratan, sedangkan belahan bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17%
terdiri atas daratan. Di Indonesia perbandingan antara lautan dan daratan
adalah 6 : 4, jadi lebih luas lautan dibandingkan daratan (Hartono,2007).
Laut seperti halnya daratan dihuni oleh biota, yakni
tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir
semua bagian laut mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang
teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia,
bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena
manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2001).
1.2.Rumusan
Masalah
Adapun Rumusan masalahnya yaitu :
1.
Apa saja gerakan air laut ?
2.
Apakah gelombang itu ?
3.
Apakah arus laut itu ?
4.
Apakah gerakan pasang surut ?
1.3.Tujuan
Penelitian
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui gerakan
air laut.
2. Untuk Mengetahui gelombang.
3. Untuk mengetahui arus laut.
4. Untuk mengetahui pasang surut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Gerakan
Air Laut
Air
laut selalu bergerak baik secara horizontal maupun secara vertical bahkan
terjadi juga gerakan gabungan antara gerak vertikan dan horizontal
(turbulensi). Gerakan air laut dapat diklasifikasikan kedalam gelombang(wave),
arus(current) dan pasang(naik/turun) atau tide.
2.2.
Gelombang
Gelombang (wave) yaitu ayunan air
laut yang bergerak terus-menerus pada permukaan air laut. Bila digambar sebagai
berikut :
Tinggi gelombang itu ada yang
mencapai 10 sampai 15 meter sedangkan panjang gelombang ada yang mencapai 150
meter.
Gerakan
gelombang itu turun baik ibarat goncangan atas bawah seutas tali.
Bila mendekati pantai landai gelombang ini pecah dan menjadi
arus balik. Perhatikan gambar berikut ini :
Faktor
–faktor penyebab terjadinya gelombang :
1. Angin
Sampai
dengan hokum HELM BOLZ :
Apabila
dua benda yang mempunyai berat jenis berbeda bergesekan pada bidang pergesekan
itu akan terjadi gelombang. Peristiwa ini terjadi pada angin dan air.
Sifat
gelombang yang digerakkan oleh angin ini paling tidak dipengaruhi oleh :
-
Kecepatan angin, makin cepat angin bertiup, semakin besar gelombang yang
terbentuk
- Waktu
angin bertiup, semakin meningkat waktu angin pembangkit gelombang bertiup, akan
semakin meningkat pula tinggi dan panjang gelombang.
- Jarak
tanpa rintangan angin, semakin jauh jarak rintangan angin, akan semakin tinggi
dan panjang gelombang tersebut.
Gelombang ruang berada di pedalaman
seperti di laut Jawa ataupun di selat-selat, lebih kecil daripada gelombang
yang ada diperaairan yang terbuka seperti di Samodra Hindia.
2. Gempa Laut
Menyebabkan terjadinya tsunami /
gelombang besar. Seperti di Indonesia pada tahun 1883 saat meletusnya gunung
Kratau di pulau Krakatau selat Sunda setinggi 40 meter yang menelan korban
± 36.000 jiwa karena masuk ke pedalaman pulau Jawa sejauh 10 mil.
3. Pasang Surut
Gelombang
pasang surut yang terjadi di suatu perairan yang diamati adalah merupakan
penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan,
matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri. Tipe
pasang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi
(Cappenberg, 1992).
Bhatt, (1978) mengemukakan bahwa ada 4 jenis gelombang,
antara lain :
a. Gelombang Katastrofik
Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan
sebagainya. Gelombang katastrofik ini di namakan berdasarkan akibat yang
di timbulkannya yaitu mampu menghancurkan apa saja yang di temui. Gelombang ini
juga sering disebut sebagai gelombang lautSeismik atau Tsunami.
b. Gelombang Badai (strom Wave)
Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang
ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut
sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan
kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.
c. Gelombang Internal (Internal Wave)
Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan
antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat
ditemukan di bawah permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan
gelombang permukaan laut yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai
perbedaan dalam beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak
sangat lambat dan tidak dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya
dimana adanya variasi densitas. Gelombang ini mempunyai tinggi lebih besar dari
pada gelombang permukaan.
d. Gelombang Stasioner Standing Wave
Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan
dengan tidak adanya gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya
bergerak naik turun saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya
pada danau, teluk atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam
atau seiche. Gelombang ini dihasilkan oleh badai yang digabungkan dengan
kondisi atmosfir yang drastis. Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa
hidup suatu organisme dan dapat pula menyebabkan kerusakan daratan.
Manfaat
Gelombang Laut
1. Menjaga
Kestabilan Suhu Dari Iklim Dunia
Jelas bahwa ombak
lautan tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula menyebabkan riak di permukaan
laut dan kemudian gelombang, Gelombang membantu meminimalkan suhu ekstrem di
planet ini, memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama
bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin.
2.
Melalui Permukaan Ombak, Terjadi
Pertukaran Gas
Di permukaan
gelombang laut, pertukaran gas terjadi dimana oksigen keluar dan karbon
dioksida masuk ke dalam permukaan gelombang laut tersebut
3. Meningkatkan
kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makhluk hidup
Karena gelombang
pecah di pantai, makhluk yang ada di laut harus lebih kuat dan lebih
beradaptasi untuk bertahan tidak terbawa oleh ombak ke pantai. Tanpa gelombang,
tidak akan ada sebagian spesies yang hidup di laut.
4. Meningkatkan
Adanya Keanekaragaman Hayati
Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan
penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut dengan jarak yang jauh, sehingga
muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makhluk laut yang
terbawa gelombak laut tersebut
5. Gelombang Laut
Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme
Sementara gelombang
Laut yang mengikis karang dengan terus menerjang pada mereka, organisme laut
telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke karang-karag tersebut sehingga
disini membantu adanya penundaan pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini
terjadi hubungan simbiosis sejati.
6. Gelombang Laut
Membantu Membuat Pantai
Pantai diciptakan
oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak, yang juga mencuci pasir
dan dibersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi dalam air yang memungkinkan untuk
diangkut ke pantai oleh ombak.
Disamping gelombang juga ada gerakan
yang tak kentara yang disebut arus laut.
2.3.
Arus Laut
Arus laut
adalah gerakan air laut yang mempunyai sirkulasi / peredaran tetap.
Faktor-faktor yang menyebabkan arus laut :
a. Adanya angin yang arahnya tetap (misalnya
angin pasad) yang mengakibatkan terjadinya arus barat, dan angin muson yang
menyebabkan arus muson.
b. Adanya pasang surut air laut,
dapat menimbulkan aliran pasang surut terutama di daerah pantai.
c. Adanya perbedaan kadar garan.
Semakin besar kadar garan air laut akan semakin besar pula berat jenis (BJ) air
tersebut. Air laut yang lebih besar berat jenisnya akanb selalu mengalir ke
berat jenis yang lebih rendah.
d.
Adanya rintangan yang berupa daratan., apabila arus itu membentur pantai, maka
terpaksa akan membelok se arah garis pantau atau membelok menjadi arus belahan.
Selain diatas angin juga memiliki faktor yang lain, yaitu:
Bentuk Topografi dasar
lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya. Beberapa sistem lautan utama
di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus
equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem
aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu
bentuk bulatan.
Gaya Coriollis dan arus ekman. Gaya Corriolis mempengaruhi aliran
massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus.
Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus
yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman
suatu perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan
mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan
adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan
berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus
dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman (Pond
dan Pickard, 1983).
Menurut letaknya arus laut
dibedakan menjadi :
1. Arus atas adalah arus yang bergerak di
permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin
yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus
permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus
ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada
akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000).
Oleh karena dibangkitkan angin,
arah arus laut permukaan (atas) mengikuti arah angin yang ada. Khususnya di
Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim
barat dan musim timur maka arus laut permukaan juga banyak dipengaruhinya. Arus
musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina
bagian atas, laut Jawa, dan laut Flores. Adapun pada musim timur sebaliknya
mengalir dari arah selatan.
2. Sedangkan arus bawah adalah arus yang
bergerak di bawah permukaan laut. Selain pergerakan arah arus mendatar, angin
dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan
downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses
massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter.
Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian
atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada
di atas.
Oleh karena air yang dari kedalaman
lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan
suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun
sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat
sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan
dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya
kaya ikan.
Manfaat
Arus Laut :
-Perikanan
Gerakan
air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton).
Tempat-tempat yang banyak planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul
ikan. Oleh karena itu bagi para nelayan, informasi tentang gerakan air
laut dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-tempat berkumpulnya berbagai
jenis ikan.
-Pariwisata
Olahraga
selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang
banyak memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para
wisatawan. Olahraga selancar angin misal nya, memerlukan tempat yang gelombangnya
besar.
-Pertanian
Laut
Informasi
tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang
bergerak di bidang pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang
melakukan usaha di bidang pertanian laut (seperti budidaya rumput laut,
budidaya kerang, mutiara dan lainlain), kalau tidak memperhitungkan
gerakan air laut, maka hasil pertaniannya akan hanyut terbawa oleh air
laut sehingga mengalami gagal panen.
-
Pelayaran
Informasi
tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutamakapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada
prinsipnya dalamperjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak
maupun arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
-
Energi (pembangkit tenaga listrik)
Belanda
dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan air
laut sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik).
Sedangkan di Indonesia hal ini masih dalam tahap uji coba. Badan
Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT) bekerja sama dengan pemerintah Belanda
kini sedang melakukan uji coba membangun proyek pembangkit tenaga listrik
dengan memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.
2.4.
Pasang Surut Air Laut
Pasang
naik dan pasang surut (Oceaan tide) merupakan bentuk gerakan air laut yang
terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini
didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi: Dua
benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding
terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin
besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke
matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air
laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
Hokum Newton : Matahari – Bumi –
Bulan mengadakan gaya tarik menarik. Makin dekat dan makin besar planet maka
makin besar pula daya tariknya.
Jarak
matahari – Bumi = 24.000 x jari-jari Bumi (jari-jari bumi = 6.367 km)
Jarak
Bulan – Bumi ± 60 x jari-jari bumi.
Jadi perbandingan
jarak matahari – bumi dan bulan – bumi ± 400 : 1
Proses
yang mestinya bisa terjadi pada pasang surut bila keliling bumi kita umpamakan
tertutup oleh air gambarnya adalah sebagai berikut :
Bulan
berhadapan dengan matahari dan berada sebelah menyebelah dengan bumi. Air yang
menghadap bulan lebih tinggi sebab jarak bumi – bulan lebih dekat
Perputaran bumi mengelilingi matahari
dan bulan mengelilingi bumi akan mengakibatkan terjadinya pasang purnama dan
pasang perbani.
Ada dua macam pasang surut.
1) Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang
surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan
kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal
tersebut posisi Bumi – Bulan – Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga
kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan
bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut
besar.
2) Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang
surut terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender
bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi M a t a h a r i – B u l a n – B
u m i membentuk sudut 90°. Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi
berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan
terjadilah pasang terendah (rendah).
3 Faktor Penyebab Terjadinya
Pasang Surut.
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman
dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut
disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki
ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).
Pasang
surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surutlaut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik airlaut ke
arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan
oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan
dan matahari (Priyana,1994).
Bulan dan
matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya
tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari.
Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi
posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut,
yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke
bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah
muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan
permukaan laut di
wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga
memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah
pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di
atas 24 jam (Priyana,1994).
Manfaat pasang surut :
1.
Sebagai sumber
penghasil tenaga listrik
Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut untuk menghasilkan listrik.
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.
Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut untuk menghasilkan listrik.
Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.
2.
Berguna untuk
kegiatan di pelabuhan, atau transportasi perairan
3.
Air laut untuk
dijemur dan mendapatkan garam. Air laut pasang akan terjebak di kubangan luas
yang dibuat petani garam dijemur. Konsep yang sama juga dipakai untuk
mendapatkan ikan dan udang pada area tangkapan di tengah laut, bukan di pinggir
pantai.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Gerakan air laut terdiri atas ombak
(gelombang), arus, dan gerakan pasang surut. Gerakan air laut memengaruhi
perubahan bentuk permukaan pantai karena gerakan tersebut dapat mengakibatkan
pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan material. Terjadinya gelombang dan
arus disebabkan oleh angin dan pasang surut serta gaya tarik bulan dan
matahari. Manfaat dari gerakan air laut ini ialah bahwa semua aktivitas didekat
laut maupun didalam laut sangat bermanfaat untuk makhluk hidup (manusia, hewan,
dan organism lainnya) ataupun non mahkluk hidup lainya (angin, udara dan
lainnya)
3.2.Saran
Gerakan air laut terdiri dari
gelombang laut, arus laut, dan pasang surut laut, gerakan air laut ini sangat
berkaitan erat. Sebaiknya kita sebagai manusia harus menjaga keseimbangan air
laut ini memanfaatkannya dan merawat dengan sebaik-baiknya, tidak merusak
ekosistem didalam laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bishop, J.M. 1984. Aplied Oceanography. John Willey
and Sons, Inc. New York. 252 p.
Gross, M. 1990. Oceanography sixth edition. New
Jersey : Prentice-Hall.Inc.
Supangat A., dan Susanna, 2003. Pengantar Oseanografi,
Pusat Riset wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No.
979-97572-4-1
SELASA
2:24PM 6/10/2015
JUM’AT 11:45PM
10/10/2015
KAMIS
8/10/15 11:29PM
SABTU 11/10/2015
12:05AM
http://brainly.co.id/tugas/2316754
SABTU 11/10/2015
12:17AM
Kak di mohon bantuanya mampir ya kak karena disini juga ada kak
BalasHapushttp://oceansss.over-blog.com/
.