BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geologi
struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan yang membentuk kerak bumi.
Menurut
Bagley (1965), geologi struktur
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur-struktur individual (kerak
bumi) seperti antiklin, trust (sesar sungkup), sesar-sesar
liniasi dan lainnya dalam satu unit tektonik pada kerak bumi.
Spenser (1977), berpendapat bahwa yang
dipelajari dalam geologi struktur itu meliputi “primary structural fatures” (struktur primer) dan “secondary structural fatures” (struktur
sekunder). Struktur primer meliputi struktur yang terbentuk pada saat
pembentukan batuan, misalnya struktur-struktur sedimen pada batuan sedimen,
struktur aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf.
Struktur sekunder adalah suatu struktur dimana ini terbentuk setelah proses
pembentukan batuan terutama akibat adanya tegangan eksternal yang bekerja
selama ataupun setelah pembentukan batuan, contohnya struktur sekunder adalah
kekar, sesar, dan lipatan. Ini adalah bagian yang terbesar dari geologi
struktur terutama mempelajari struktur sekunder ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. apakah yang dimaksud dengan
geologi ?
2. apa saja yang mencangkup tentang
geologi sebagai pengetahuan bumi ?
3. apakah cabang – cabang dalam ilmu
geologi ?
1.3 tujuan
1. memaham i apa yang dimaksud
dengan geologi
2.
memahami cabang-cabang dalam ilmu geologi
1.4 manfaat
Agar mahasiswa/mahasiswa di
universitas PGRI mengetahui materi tentang “geologi sebagai ilmu pengetahuan
bumi”
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Ilmu
Geologi.
Secara Etimologis Geologi berasal
dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu,
Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu
yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan
sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi,
pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi.
Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi
Macam-macam definisi geologi:
- Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari evolusi bumi dan penghuninya sejak awal pembentukan hingga saat ini yang dapat ditelusuri dari batuan pembentuknya.
- Geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi.
- Geologi adalah pengetahuan sejarah perkembangan dari bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup di dalam dan di atas bumi.
- Geologi adalah pengetahuan yang mempelajari evolusi anorganik serta evolusi organik dari bumi.
Macam-macam definisi geologi:
- Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari evolusi bumi dan penghuninya sejak awal pembentukan hingga saat ini yang dapat ditelusuri dari batuan pembentuknya.
- Geologi adalah pengetahuan tentang susunan zat serta bentuk dari bumi.
- Geologi adalah pengetahuan sejarah perkembangan dari bumi serta makhluk-makhluk yang pernah hidup di dalam dan di atas bumi.
- Geologi adalah pengetahuan yang mempelajari evolusi anorganik serta evolusi organik dari bumi.
2.2 Cabang – cabang Pengetahuan Geologi
a.Mineralogi
merupakan ilmu bumi yang
berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika
(termasuk optik) dari mineraldi ini juga
mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.
b.Geofisika
c.Geomorfologi
adalah merupakan salah
satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu
geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas
sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada
satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
d.Geologi
Teknik
adalah aplikasi geologi untuk kepentingan
keteknikan, yang menjamin pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi,
desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan (operation) dan pemeliharaan hasil
kerja keteknikanatau engineering works (American Geological Institute dalam
Attewell & Farmer, 1976).
e.Geologi
ekonomi
berhubungan dengan material bumi yang dapat
digunakan untuk tujuan ekonomi dan/atau industri. Material
tersebut mencakup logam mulia dan logam murni, mineral non logam, batu untuk
konstruksi, mineral minyak bumi, batubara, dan air.
f.Geologi
sejarah
menggunakan
prinsip-prinsip geologi
untuk merekonstruksi dan memahami sejarah bumi.
Bidang in i berfokus pada proses-proses geologi yang mengubah permukaan dan
bawah permukaanbumi,
dan penggunaan stratigrafi,
geologi struktur,
serta paleontologi untuk
g.Petrologi
Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang berarti batu dan kata “
logos “ yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara bahasa adalah ilmu yang
mempelajari tentang batuan. Sedangkan secara istilah petrologi adalah ilmu
mengenai batuan, secara luas mempelajari asal , kejadian ,sejarah dan sejarah
batuan.
h.Paleantologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak
kehidupan kehidupan zaman purba.
Geologi
adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi,
terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman
tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari :
- ARKAEKUM / zaman tertua
Zaman ini
berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas,
sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya
kapan muncul kehidupan? Untuk itu simak uraian berikutnya.
- PALEOZOIKUM / zaman primer atau zaman hidup tua
Zaman ini
berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti
mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang
punggung. Untuk lebih mengenal bintang-binatang tersebut amatilah gambar
berikut ini.
Gambar.
Binatang yang hidup zaman Paleozoikum
Dengan
berakhirnya zaman primer, maka kehidupan terus berkembang sehingga memasuki
zaman baru. Untuk lebih jelasnya Anda dapat menyimak kembali gambar berikut
ini.
Gambar .
Kegiatan binatang Reptil Raksasa (dalam Jurrasic Park)
Dari gambar
yang Anda amati, merupakan sejenis reptil raksasa yang hidup pada zaman kedua.
- MESOZOIKUM/zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan
Zaman ini
berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan ijenis reptil
mencapai tingkat yang terbesar seperti gambar 5 sehingga pada zaman ini sering
disebut juga dengan zaman reptil. Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka
muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih
rendah sekali tingkatannya. Sedangkan jenis reptilnya mengalami kepunahan.
Selanjutnya berlangsunglah zaman hidup baru seperti yang diuraikan pada materi
berikut ini.
- NEOZOIKUM / zaman hidup baru
Zaman ini
dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
- Tersier / zaman ketiga
Zaman ini
berlangsung sekitar 60 juta tahun. Yang terpenting dari zaman ini ditandai
dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti jenis primat, contohnya
kera.
- Kuartier/zaman keempat
Zaman ini
ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting.
Dan zaman ini dibagi lagi menjadi dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman Pleistocen
dan Holocen.
Untuk
memahami zaman tersebut, maka Anda dapat menyimak pada uraian berikut ini:
Ø
Zaman Pleitocen/Dilluvium berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai
dengan adanya manusia purba.
Ø
Zaman Holocen/Alluvium berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu dan terus
berkembang sampai dewasa ini. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya manusia
jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti manusia sekarang.
Dari
penjelasan materi di atas, apakah Anda sudah memahami? Untuk lebih meningkatkan
pemahaman Anda pada materi pembabakan zaman prasejarah berdasarkan geologi,
maka pahami tabel sebagai berikut:
Masa
Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi
yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Masa ini merupakan awal
terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer, serta awal muncul kehidupan primitif
di dalam samudera yang berupa mikro-organisme (bakteri dan ganggang)
2.
Era / Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 550 juta tahun lalu)
Proterozoikum
artinya Masa Kehidupan Awal. Pada masa ini, kehidupan mulai berkembang
dari organisme bersel tunggal menjadi organisme bersel banyak ( enkaryotes dan
prokaryotes ). Enkaryotes ini yang nantinya akan menjadi tumbuhan
dan Prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang
akhir masa ini, organisme menjadi lebih kompleks.Jenis invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal,
yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai zaman Pra-Kambrium.Masa Proterozoikum dibagi menjadi
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai zaman Pra-Kambrium.Masa Proterozoikum dibagi menjadi
3. Era / Masa Paleozoikum (590 - 250 juta tahun lalu)
Di masa inilah kehidupan-kehidupan yang beragam mulai terbentuk.Masa ini pun terbagi menjadi 7 sub zaman, yaitu :
A. Zaman Kambrium (590-5A00 juta
tahun lalu)
Kambrium
berasal dari kata “Cambria”, nama latin untuk daerah Wales di Inggris,
dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.Banyak hewan
invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada
di lautan.
Hewan
zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang
umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah: Alga, Cacing, Koral, Moluska,
Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut
Gondwana (Pangea) merupakan cikal bakal benua Antartika, Afrika, India,
Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara,
dan Tanah Hijau (greenland) masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
B.
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman
Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang
belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama
kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang
Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk
karang, dimana Trilobit dan Brakiopoda mulai mencari mangsa.
C.
Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman
Silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.Tumbuhan
darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan
berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang
sebagai pelindung.Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk
melintasi Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.
D.
Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman
Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan
darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam
lautan. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat
semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
E.
Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia
muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga
raksasa muncul dan amfibi meningkat dalam jumlahnya.Pohon pertama muncul, jamur
klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa. Pada zaman ini,
benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut
Pangea, dan mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan.
F.
Zaman Perm (290 - 250 juta tahun lalu)
“Perm”
adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia. Pada Zaman
ini, jumlah reptilia meningkat dan serangga modern muncul.Begitu juga tumbuhan
konifer dan grikgo primitif. Hewan Amfibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman
Perm diakhiri dengan kepunahan hewan laut pertama dalam skala besar,
seperti Tribolit, dan Koral.
4.
Era / Masa Mesozoikum (250 - 65 juta tahun lalu)
Masa
inilah yang disebut masa pertengahan.Masa Mesozoikum terbagi atas 3 sub zaman,
yaitu:
G.
Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia yang menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertama pun mulai muncul pada zaman ini.
H. Zaman Jura (210-140 juta tahun
lalu)
Pada
zaman ini Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus (Reptil Raksasa)
menguasai daratan. Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus
merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa.
Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya
berkembang.
I.
Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak
Dinosaurus raksasa dan Reptilia terbang hidup pada zaman ini. Pada akhir zaman
ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, serta berbagai macam
Dinosaurus lainnya punah, akibat adanya Seleksi Alam, atau yang lebih dikenal
dengan "Hujan Meteor". Zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan
para reptilia raksasa.
5.
Era / Masa Kenozoikum (65 juta tahun lalu - sekarang)
Masa
Kenozoikum berarti Masa Kehidupan Baru.Inilah masa yang terus berlanjut
hingga sekarang.Masa ini dibagi kedalam 2 sub zaman, yaitu:
J.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada
zaman Tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti berevolusinya
berbagai macam mamalia.Sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan
echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan
berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi
tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan (Seleksi Alam dan Evolusi) saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan (Seleksi Alam dan Evolusi) saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.
K.
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman
Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala
Plistosen mulai sekitar 1,7 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun
yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai
sekarang.Pada Kala Plistosen terjadi 5 kali zaman es (zaman glasial). Manusia
purba jawa (Homo erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang
mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup
pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.
2.3 Proses Pembentukan Bumi
Bumi adalah
planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat
tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang
termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa
yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat
sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan
pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas
dari proses terbentuknya tata surya kita. Teori pembentukan bumi yang paling
popular adalah teori The big bang.
Berdasarkan Theory Big Bang,
proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada
awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
Terdapat berbagai ilmuan yang meneliti serta
menyimpulkan berbagai peristiwa asal usul terbentuknya bumi dengan berbagai
teori dan hipotesis mereka. Berikut adalah teori-teori asal usul pembentukan
bumi menurut para ilmuan :
1. Teori Kant
Pada tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant mengemukakan tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat. Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet – planet.
Pada tahun 1755, seorang filosof Jerman yang bernama Immanuel Kant mengemukakan tata surya yang terdiri atas matahari, bumi, bulan, planet, serta asteroida pada mulanya berbentuk nebula atau kumpulan bintang yang menyerupai awan atau gas dengan massa yang berat. Melalui proses pendinginan, nebula tersebut berubah menjadi bumi, bulan, matahari, dan planet – planet.
2. Teori Buffon
Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
3. Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin – cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan – gumpalan bola yang menjadi planet – planet, termasuk bumi.
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796 mengemukakan bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya, kemudian terbentuk cincin – cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah gumpalan – gumpalan bola yang menjadi planet – planet, termasuk bumi.
4. Teori Planetisimal Hypothesis
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.
5. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet – planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam cerutu. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet – planet, yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, plato.
6. Teori Weizsaecker
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
7. Teori Kuiper
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nabula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
8. Teori Whipple
Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga
tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan
belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
• Lapisan Inti : cairan kental bersuhu di atas
4.500° C dan bertekanan tinggi, mengandung mineral cairan Besi dan Nikel
(disebut juga lapisan Nife).
• Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium dan
Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
• Lapisan Litosfer : merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi.
• Kerak Bumi : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial)
• Lapisan Astenosfer : merupakan lapisan kedua yang melapisi lapisan inti dengan suhu antara 2.000-4.000° C dan tekanan terus menurun, mengandung mineral Silicium dan
Magnesium (disebut juga lapisan Sima).
• Lapisan Litosfer : merupakan lapisan lebih kental dengan suhu < 2.000° C dan tekanan terus turun. Lapisan ini disebut juga lapisan mantel bumi.
• Kerak Bumi : padat dan keras, menempel pada mantel bumi, mengandung mineral Silicium dan Aluminium (disebut juga lapisan Sial)
Proses alam Endogen dan Eksogen
Proses alam endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
Endogen
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel.
Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi.
Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut :
Proses alam endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
Endogen
Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel.
Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, salah satu lempeng akan menujam ke bawah. Padahal, makin ke dalam suhu makin panas. Akibatnya, bagian kulit bumi yang padat dan dingin yang menujam ke bawah akan meleleh dan berubah menjadi magma serta mengeluarkan energi.
Karena tumbukan terjadi terus-menerus, akan terkumpul tumpukan magma dan tumpukan energi. Penumpukan ini akan menyebabkan terjadinya hal-hal berikut :
(1) Tekanan ke atas dari magma, gerak lempeng, dan
energi yang terkumpul akan mampu menekan lapisan kulit bumi sehingga terjadi
perubahan letak atau pergeseran kulit bumi. Akibatnya, kulit bumi bisa
melengkung (disebut lipatan) atau patah (disebut patahan). Gejala ini disebut
tektonisme.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme
Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600 000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.
(2) Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan atau patahan dan terbentuklah gunung api. Gejala ini disebut vulkanisme.
(3) Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Goyangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme
Eksogen
Tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi yang berpengaruh terhadap permukaan bumi. Tenaga eksogen dapat menyebabkan relief permukaan bumi berubah. Proses perubahan muka bumi dapat berlangsung secara mekanis, biologis, maupun secara kimiawi. Tenaga eksogen ini menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, gerak massa batuan, dan sedimentasi yang bersifat merusak bentuk permukaan bumi Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4.600 000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak. Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai berevolusi.
Teori terjadinya tata surya
1. Teori Kabut Kant-Laplace
Teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796), terkenal dengan Teori Kabut
Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang
kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa
terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar
inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori
Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini
mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu
ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan
terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari
asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar
dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang
padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi
planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A
Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar.
Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena
bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka
sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya
2.4 Struktur Penyusun Bumi
Bumi merupakan planet ketiga dalam sistem tata surya
dan merupakan satu-satunya planet yang ditempati oleh makhluk hidup. Bumi
terbentuk sekitar 4.600 juta tahun yang lalu, berwujud massa batuan yang pijar
dan cair. Setelah berjuta-juta tahun lamanya massa batuan itu mendingin
sehingga lapisan permukaan menjadi padat dan membentuk lapisan kerak bumi yang
retak-retak akibat proses pendinginan. Batuan yang meleleh dari dalam ada yang
keluar melalui retakan-retakan kerak bumi dan membeku depermukaan bumi.
Gas yang terbentuk waktu proses pendinginan sebagian
menjadi uap. Gas-gas pada permukaan akhirnya menjadi lapisan atmosfer. Gaya
grafitasi bumi mencegah gas tersebut tidak keluar dari permukaan bumi.
Sekitar 1.000 juta tahun yang lalu, permukaan bumi
berupa satu daratan yang sangat luas dan dikelilingi oleh samudra. Daratan
tersebut kemudian terpecah menjadi beberapa daratan akibat adanya pergeseran
lempeng peermukaan bumi.
Beumi terdiri dari 3 bagian yang berbeda yaitu, kerak
bumi, mantel, inti luar dan inti dalam. Selain itu secara fisik, bumi juga bisa
dibagi menjadi lapisan litosfer dan astenosfer.
Lapisan litosfer merupakan lapisan teratas yang
meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi. Litosfer merupakan bagian
padat, solid tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung diatas lapisan
astenosfer.
Astenosfer merupakan lapisan cair yang meliputi mantel
bawah dan inti luar bumi. Lapisan ini “lemah” dengan temperatur yang sangat
tinggi. Di lapisan ini terjadi arus konveksi yang menggerakkan lempeng-lempeng
permukaan bumi.
1. Komposisi dan Lapisan Bumi (Struktur Dalam Bumi)
Keadaan
dalam bumi selama ini hanya dikemukakan berdasarkan hipotesis-hipotesis.
Penyelidikan tentang isi bumi sebenarnya hanya meliputi daerah dengan kedalaman
tidak lebih dari dalamnya terowongan tempat pengeboran atau kedalaman sungai
bawah tanah.
Massa
bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%),
oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel
(1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari
berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi
dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%),
sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.[10]
Ahli
geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari
oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya
adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan
jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah
silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama
silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari
berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari
1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan
terdiri dari 11 oksida . Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang
kecil.
Salah
seorang ahli yang yang pertama kali mengemukakan pendapatnya tentang materi dan
bentuk dalam bumi adalah Plato. Menurutnya, bumi terdiri dari masa cair yang
pijar dan dikelilingi oleh lapisan batuan yang keras yang disebut kerak bumi.
Masa cair yang pijar itu berasal dari dalam bumi dan kadang-kadang ke luar
mencapai permukaan bumi dalam bentuk lava melalui pipa-pipa gunung api.
Namun,
penyelidikan tentang gempa bumi (seismologi) memberikan pandangan yang lain
tentang keadaan dalam bumi. Berdasarkan penyelidikan seismologi diketahui bahwa
perambatan geolombang gempa dipengaruhi oleh zat-zat penyusun bumi.
Penyelidikan seismologi juga membuktikan bahwa bumi terdiri dari
lapisan-lapisan yang dibatasi oleh lapisan yang tidak bersambung (diskontinu).
Berbagai
kajian dan penelitian geofisika telah membuktikan bahwa bumi terbentuk dari 7
lapisan tertentu dari dalam ke luar dengan susunan sebagai berikut:
Secara
struktur bumi dibagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut
(mantle), dan inti (core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu
cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti
bumi.
1.
Kerak Bumi (Crush)
Kerak
bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi
terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi
tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun,
tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal
lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar
10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu
di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C.
Kerak
bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km.
kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan
tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
Kerak
samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima.
Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat
jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena
batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
Kerak
benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut
sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35
km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya
disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari
batuan yang berkomposisi granit.
Disamping
perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari
kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau
Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua
yaitu sekitar 3800 juta tahun.
2.
Selimut Bumi (Mantle)
Selimut
atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam
bumi.Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang
padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut
mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus
oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh
Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang
bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel
bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Selimut bumi
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
a. Litosfer
merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi
padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km.
Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
Litosfer
tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium)
serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
1)
Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun
atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah
SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan
sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
2)
Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun
atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah
SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan
berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan
magnesium
b. Astenosfer
merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
c. Mesosfer
merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
3. Inti Bumi
(Core)
Dipusat
bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam
yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki
kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman
5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity.
Dari
data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis
meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli
percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.
Inti bumi
merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi. Lapisan inti dibedakan
menjadi 2, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
. Inti dalam
merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti .
Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 °C. dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya
mencapai 4500 derajat celcius.
Batuan
Kerak bumi
adalah bagian luar litosfer yang terbentuk dari berbagai jenis batuan. Menurut
proses terbentuknya, batuan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Batuan beku
2.
Batuan sedimen
3.
Batuan metamorf
Batuan beku
Batuan beku
adalah batuan yang terbentuk karena proses pembekuan magma bumi. Berdasarkan
letak pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Batuan beku dalam (intrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pembekuan magma yang tidak berhasil keluar atau ekspos ke permukaan bumi.
Proses pembekuan lama, sehingga menghasilkan susunan kristal pembentuknya
berukuran besar atau sempurna. Contoh : granit, diorit, gabro
2.
Batuan beku luar (ekstrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pembekuan magma di permukaan bumi. Proses pembekuannya berlangsung cepat
sehingga menghasilkan susunan kristalnya halus. Contoh : obsidian, basalt,
andesit, rhyolit
3.
Batuan beku piroklastik adalah batuan dari material hasil erupsi gunung api.
Contoh: abu vulkanik, pumis
Batuan
sedimen
Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan
terlarut dari hasil proses mekanik dan kimia dari batuan yang telah ada
sebelumnya, cangkang binatang, sisa tumbuhan.
Berdasarkan
asal pembentukannya, klasifikasi batuan sedimen terbagi menjadi 3, yaitu:
1.
Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pecahan batuan
dan mineral hasil pelapukan atau erosi (transportaasi). Contoh: breksi,
konglomerat, batu pasir, lanau, lempung, serpih, napal
2.
Batuan sedimen kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena proses
pelarutan mineral oleh media air, kemudian mengalami proses kristalisasi. Contoh:
batu gamping, batu gipsum, halit
3.
Batuan sedimen oorganik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa
binatang atau tumbuhan yang mati. Contoh: batubara, batu gamping
Batuan
metamorf
Batuan
metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang telah ada sebelumnya, pada
keadaan padat, akibat pengaruh suhu (T), tekanan (P) atau keduanya dan larutan
yang aktif secara kimiawi. Proses ini disebut metamorfisme. Contoh: slate (batu
sabak), sekis, fillit, marmer.
Siklus
batuan
batuan
mengalami siklus walaupun prosesnya sangat lama, bermula dari magma, kemudian
mengalami kristalisasi dan konsolidasi menjadi batuan beku instrusif dan
ekstrusif, kemudian mengalami proses pelapukan, transportasi, deposisi dan
litifikasi menjadi batuan sedimen.
Betuan
sedimen dan beku mengalami proses metamorfisme kemudian menjadi batuan
metamorf. Batuan beku, sedimen dan metamorf mengalami proses pelelehan, kembali
menjadi batuan beku
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
a. Geologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari evolusi bumi dan penghuninya sejak
awal pembentukan hingga saat ini yang dapat ditelusuri dari batuan
pembentuknya.
b.
Bahwa dalam ilmu
geologiterdapat cabang – cabang pengetahuanya yaitu,
Mineralogi,Petrologi,Paleontologi,Geologi sejarah,Geologi ekonomi,Geofisika,Geomorfologi,Geologi tehnik
2.
SARAN
Demikian Penyusunan Makalah ini, agar kiranya dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri. Saran dan
kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah
selanjutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anjayani Eni,
dkk,2009, Geografi untuk Kelas X SMA/MA, Jakarta,
Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan
Nasional.
Mulyo Nianto
Bambang, dkk, 2007, Kompetensi Dasar
Geografi 1, Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
http://tambangunp.blogspot.com/2013/05/kompGeologi ekonomi
id.wikipedia.org/wiki/geologi.ekonomi.sejarah.html
0 Response to "MAKALAH GEOLOGI PEMBENTUKAN MUKA BUMI"
Posting Komentar